Usai badai mereda, terbitlah Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman secara resmi oleh Pitan Daslani, jurnalis kawakan yang menjabat sebagai pakar hubungan luar negeri Ketua DPD RI pada masa Irman Gusman menjabat Ketua DPD RI.
Pitan Daslani mengkaji kasus-kasus penting yang melibatkan Irman Gusman yang mana kasus tersebut mempengaruhi dinamika Indonesia. Melalui buku ini, Irman Gusman membantu pembaca memahami konteks dan detail kasus-kasus tersebut dari sudut pandang yang belum pernah terungkap sebelumnya.
Selain itu, Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman juga mengkaji jejak Irman Gusman dalam dunia politik Indonesia. Pitan Daslani menyampaikan berbagai pengalaman Irman Gusman dan pandangannya terhadap berbagai peristiwa politik yang berdampak positif pada negara.
Namun, yang mungkin paling penting dalam Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman adalah gagasan dan pemikiran Irman Gusman tentang masa depan Indonesia. Ia menawarkan perspektif dan solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi negara, termasuk isu korupsi, pembangunan dan perbaikan sistem hukum. Buku ini tidak hanya mengenang masa lalu Irman Gusman, namun juga memberikan inspirasi dan pemikiran untuk perbaikan negara Indonesia di masa depan.
Karena faktanya, kembali lagi ditegaskan, Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman secara penuh terinspirasi dari Irman Gusman sendiri. Berikut fakta-faktanya:
Fakta-fakta Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman
Terinspirasi dari Irman Gusman
Dalam Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman, Pitan Daslani menjelaskan segala peristiwa yang terjadi sebelum, saat, dan setelah Irman Gusman mengalami badai saat itu. Karya ini merupakan kumpulan fakta yang merupakan ikhtisar panjang dan detail hukum yang terinspirasi dari Irman Gusman. Yang mana dipercaya, hal ini akan memberikan wawasan berharga mengenai dinamika politik Indonesia selama beberapa dekade terakhir.
Fakta Baru Terbongkar
Rangkaian informasi dalam Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman merupakan hal baru, bahkan belum pernah diberitakan di media, namun memuat peristiwa penting yang terjadi pada diri Irman Gusman. Laporan investigasi dalam buku ini juga memuat dugaan-dugaan yang pernah dilontarkan kepada Irman Gusman.
Pembohongan Publik Terungkap
Cara penegakan hukum menangani badai Irman Gusman dijelaskan secara detail dalam Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman ini. Menurut Pitan Daslani, kebohongan publik melalui media bertujuan untuk mendiskreditkan Irman Gusman dan keluarga.
Namun dengan kebesaran hatinya, Irman Gusman merasa legowo dengan hal besar yang menimpanya. Bahkan saat menyampaikan sambutan kepada pers, Irman Gusman berharap bukunya bisa menjadi sumber perenungan bagi siapapun tentang bagaimana penegakan hukum yang merendahkan martabat.
“Ada metode penegakan hukum yang menghalangi keadilan, bahkan mengintimidasi keluarga, termasuk berbohong di depan umum melalui media untuk mendiskreditkan mereka agar diketahui dan dipelajari semua orang,” ungkap Irman Gusman.
Kisah Irman Gusman Diapresiasi Banyak Orang
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo sangat mengapresiasi peluncuran Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman. Ia menjelaskan bahwa buku Irman Gusman tidak hanya memaparkan berbagai pemikiran dan pandangan nasionalis Irman Gusman, tetapi juga menunjukkan kegigihan dan kegigihannya dalam memperjuangkan hak-hak hukumnya.
“Buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman dan rujukan hukum, karena selain masih banyak perbaikan yang harus ditingkatkan pada bidang penegakan hukum, tantangan pembangunan hukum nasional juga terus berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, perbaikan sistem hukum harus menjadi upaya yang berkelanjutan dan menjadi upaya yang sejalan dengan dinamika zaman,” kata Bambang Soesatyo saat peluncuran buku Irman Gusman.
Ia pun berharap Buku Menyibak Kebenaran: Drama Hukum, Jejak Langkah, dan Gagasan Irman Gusman dapat memperbaiki dan meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap hukum Indonesia. Hal ini didorong oleh tingginya ketidakpuasan masyarakat terhadap sektor hukum yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti persepsi masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi, independensi penegakan hukum, perlindungan kebebasan berpendapat, kualitas kepolisian, serta kualitas pelayanan yang baik.
Bambang Soesatyo juga menegaskan, secara filosofis penerapan hukum yang berkeadilan harus mengacu pada konsep keadilan yang tertuang dalam sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, dengan menganggap keadilan sebagai bagian dari harkat dan martabat manusia. Seperti halnya sila kelima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, keadilan merupakan hak yang dapat diakses oleh semua anak secara nasional tanpa diskriminasi.