Irman Gusman, seorang figur yang dikenal luas atas kontribusinya dalam pengembangan budaya dan kearifan lokal, membuka pertemuan dengan memberikan apresiasi atas peran LKAAM dalam melestarikan adat Minangkabau. Beliau mengungkapkan keyakinannya bahwa menjaga keberlanjutan adat adalah kunci untuk membangun fondasi yang kuat bagi identitas masyarakat Minangkabau di tengah arus modernisasi yang tak terelakkan.
Pertemuan Irman Gusman dan Tokoh LKAAM
Irman Gusman, tokoh yang dikenal sebagai pemikir ulung dan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Dr. H. Fauzi Bahas, M. Si, Datuak Nan Sati bersatu untuk membahas langkah-langkah strategis dalam memajukan keberlangsungan dan pelestarian adat Minangkabau. Pertemuan ini bukan hanya sebuah kumpul-kumpul biasa, melainkan sebuah momentum penting bagi kedua tokoh ini untuk menyusun gagasan dan memberikan masukan yang konstruktif demi keberlanjutan nilai-nilai luhur Minangkabau.
Dalam suasana yang penuh keakraban, kedua tokoh tersebut mulai berbincang-bincang mengenai perkembangan terkini di bidang kearifan lokal Minangkabau. Dr. H. Fauzi Bahar, sebagai Ketua LKAAM, membuka obrolan dengan membagikan pandangannya tentang peran lembaga adat dalam menjaga dan memajukan warisan budaya Minangkabau. Beliau menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil oleh LKAAM untuk memperkuat peranannya dalam mempertahankan nilai-nilai adat.
Pesan Ketua LKAAM Dr. H. Fauzi Bahas
Ketua LKAAM, Dr. H. Fauzi Bahas, M. Si, Datuak Nan Sati menyampaikan terima kasih atas dukungan dan apresiasi Irman Gusman. Beliau menyatakan bahwa kerja sama antara tokoh masyarakat dan lembaga adat sangat penting untuk mencapai tujuan bersama, yaitu melestarikan dan memajukan kearifan lokal Minangkabau.
Datuak Nan Sati merespon dengan sangat baik terhadap masukan tersebut. Beliau berbagi visi tentang pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai tujuan bersama.Â
“Kami sangat membuka diri terhadap kontribusi dan dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap kelestarian adat Minangkabau,” ujar beliau dengan penuh semangat.
Diskusi pun berlanjut ke topik-topik lain, seperti peran teknologi dalam mendukung pelestarian adat, pendidikan masyarakat tentang kearifan lokal, dan upaya konkret yang dapat dilakukan untuk memperkuat kerjasama antara LKAAM dan dewan penasehat. Dr. H. Fauzi Bahar menggarisbawahi pentingnya menjaga keseimbangan antara inovasi dan kearifan lokal.Â
“Adat Minangkabau bukanlah sesuatu yang tertinggal zaman, melainkan landasan yang kokoh untuk menghadapi masa depan,” tandasnya.
Datuak Nan Sati pun memberikan tanggapan positif terhadap ide-ide tersebut. Beliau menekankan perlunya pendekatan yang seimbang antara tradisi dan inovasi.Â
“Kita tidak boleh terjebak dalam nostalgia semata, namun juga harus memiliki keterbukaan untuk menghadapi perubahan dan tantangan zaman,” ujar Datuak Nan Sati dengan tegas.
Pertemuan ini bukanlah akhir dari suatu proses, melainkan awal dari sinergi yang lebih kokoh antara tokoh masyarakat dan lembaga adat. Irman Gusman dan Datuak Nan Sati berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam merumuskan langkah-langkah strategis yang dapat membawa adat Minangkabau menuju masa depan yang lebih baik.
Dengan semangat kebersamaan, Irman Gusman dan Ketua LKAAM Dr. H. Fauzi Bahas, M. Si, Datuak Nan Sati meninggalkan ruang pertemuan dengan keyakinan bahwa kerja sama ini akan memberikan dampak positif dalam menjaga dan mengembangkan kearifan lokal yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Minangkabau.