Padang, Teman Berita (12/7/2024)
Minangkabau dikenal sebagai ranah dengan segala dinamika dan keunggulannya. Di tengah itu banyak yang bergerak di bidang kebudayaan berbasis seni. Diam-diam tanpa gebyar. Wajarlah banyak yang kurang bahkan mungkin tidak tahu. Padahal ada Nan Jombang Dance Company. Ada Talago Buni. Ada Festival Arang di Sawahlunto. Ada Sumbar Talenta dan lainnya.
Masih ada grup seni tradisional anak nagari, grup ulu ambek, grup rebana, salawat dulang dan legaran sasaran silek di nagari-nagari. Tentu saja mereka bertarung dengan segala suka duka sendiri.
Akan tetapi di dalam pemikiran kebudayaan, dunia sastra, dunia teater agak gersang. Pada hal sebelumnya lumayan subur. Untuk itu perlu terus menerus penciptaan suasana lingkungan kebudayaan yang kondusif. Ada desakan kuat dari beberapa pihak untuk melakukan suatu gerakan yang lebih massif, saling terhubung dan mencuat kembali ke bumi Nusantara bahkan memperkuat harkatnya di fora dunia global.
Pertemuan Tokoh dan Pegiat Kebudayaan
Pada bulan Juni 2011 ada pertemuan tokoh kebudayaan. Mereka adalah sastrawan, seniman, wartawan, pegiat teater, penulis dan pemikir kebudayaan di sebuah hotel di Padang. Ada 50 orang di antara mereka yang hadir berdiskusi hangat.
Mereka diundang oleh Ketua DPD RI waktu itu Irman Gusman. Diskusi yang hangat berlangsung dalam menyampaikan bebagai hal bagaimana membangkitkan dengan dahsyat marwah dan martabat kebudayaan Minang sebagai unsur kebudayaan Nasional.
Diskusi 11 Kali
Menyambut gagasan di atas, maka para pegiat kebudayaan mendiskusikan sampai 11 kali. Mereka adalah Prof. Dr. H. Mestika Zed, M.A., Prof. Dr. Rauda Thaib, Darman Moenir, B.A., S.S., Dr. H. Shofwan Karim, M.A., H. Hasril Chaniago, Dr. H. Yulizal Yunus, M.Si., Dr. Rahmi Fahmy, S.E., M.B.A., Ery Mefri, H. Khairul Jasmi, Spd., M.M., H. Zukri Saad, Eko Yanche, Muhammad Ibrahim Ilyas.
Lahirnya YPKM
Ujungnya lahirlah Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau dengan SK Kemenkum Ham. Akta Notaris Noviar Abdul Kadir Firman, S.H., Nomor: 1 Tanggal 3 Juli 2015 dan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Nomor: AHU-009635.AH.01.04. Tahun 2015 Tanggal 06 Juli 2015.
Maksud dan ujuan pendirikan Yayasan PKM termaktub dalam Pasal-2 Anggaran Dasar berdasarkan Akta Pendiri Yayasan mencakup bidang-bidang: (1) Sosial; (2) Keagamaan; (3) Kemanusiaan
Dalam mengoperasionalkan ketiga aspek dan tujuan PKM dimaksud, secara integral dirumuskan dalam 3 sasaran dan arah kebijakan umum.
Pertama, menyediakan serta menjadi wahana dan forum dalam fungsi rumah gadang tempat duduk bersama mendialogkan dan membicarakan masalah-masalah aktual dalam usaha pemajuan kebudayaan Minangkabau dan implementasinya dalam kehidupan masyarakat Minangkabau khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Kedua, menguatkan kelembagaan kebudayaan, pemberdayaan SDM masyarakat hukum adat serta penguatan fungsi pemangku kebudayaan, revitalisasi adat sebagai keseluruhan kebudayaan, pemberdayaan masyarakat hukum adat yang bersandi syara’ (agama), serta memajukan, merayakan dan memartabatkan dan merayakan kebudayaan Minangkabau yang rahmatan lil’alamin, dan
Ketiga, menjadi mitra bagi lembaga kebudayaan pemerintah dan non pemerintah dalam penelitian dan pengkajian, serta publikasi dan sosialisasi pemikiran kebudayaan Minangkabau, mempromosikan karya seni budaya, menyelenggarakan diplomasi kebudayaan dalam memperkuat pengembangan karakter bangsa.
Irman Gusman Pendiri dan Ketua Pembina
Dari awal Irman Gusman mendrong kemajuan kebudayaan . Yayasan ini didirikan Irman bersama 12 orang tokoh lainnya. Sejak berdiri sampai sekarang Irman Gusman adalah Ketua Pembina. Sementara sebagai pengurus periode pertama 2015-2020 Ketua adalah almarhum Prof. Dr. Mestika Zed. Pada periode 2020-2025 istilah Ketua menjadi Ketua Umum .
Selengkapnya terdiri atas Pengurus dan Dewan Pengawas. Mereka adalah Ketua Umum : Dr. H. Shofwan Karim, M.A., Ketua : H. Hasril Chaniago, Sekretaris Umum : Dr. Yulizal Yunus, M.Si., Sekretaris : Edri Yoenif (Eko Yanche Edrie), Bendahara Umum : Dr. Rahmi Fahmy, S.E., M.B.A., Bendahara : Rahman Kamil. Pengawas Ketua : Ery Mefri, Anggota : H. Zukri Saad, H. Khairul Jasmi, Sp.D., MM, Sekretaris Eksekutif : Muhammad Ibrahim Ilyas dan Sekretaris Harian Pengurus adalah Rahmat Irfan Denas.
Kegiatan kebudayaan YPKM atau selalu disingkat PKM cukup banyak Paling aktual adalah peluncuran Esiklopedia 1001 Tokoh MInang pada 1 Oktober 2023 dan Buku Masjid Raya Sumbar Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi Sumatera Barat yang ditulis oleh Dr. Gusrizal Gazahar, Hasril Chaniago, Bambang Istijono dan Rahmat Irfan Denas pada 7 Juli 2024. Buku yang ini adalah adalah kerjasama PKM-MUI-Pemprov Sumbar.
Kembali kepada Irman Gusman, pada pertemuan PKM di sebuah restoran Rabu (10/7/2024) dihimbau masyarakat menyukseskan PSU 13 Juli 2024. Menurut Sekretaris Umum Dr. Yulizal Yunus, M.Si. Dt. Rajo Bagindo sebagai juru bicara PKM, dalam pandangan Pusat Kebudayaan Minangkabau Nomor Urut 7 Irman Gusman adalah pilihan terbaik. (*)
Editor: Author, SK