Sebagai mantan ketua DPD RI, Irman Gusman kerap menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat. Namun, hal tersebut tak ayal membuat perubahan sikap pada Irman Gusman. Ia kerap melontarkan sikap dan menyampaikan komentar positif terhadap orang lain maupun sesamanya.
Seperti halnya ketika ditanya pendapat mengenai pidato yang disampaikan oleh Jokowi. Ia menegaskan bahwa yang Presiden Jokowi sampaikan menjelang pesta demokrasi atau pemilu merupakan salah satu hajatan yang normal, mengingat Indonesia memang merupakan negara penganut sistem demokrasi.
“Ya artinya, menegaskan apa yang beliau sampaikan bahwasanya pesta demokrasi, pemilu itu adalah karena kita menganut sistem demokrasi yang diwakili partai politik, ya memang hajatan partai politik,” jawab Irman Gusman.
Irman Gusman juga menekankan bahwa apa yang disampaikan Presiden Jokowi merupakan lampu hijau bahwasanya siapa saja wakil rakyat dari berbagai partai politik yang ingin maju.
“Beliau kan seorang presiden, sehingga beliau ingin mengatakan di depan wakil rakyat bahwa silahkan partai politik dengan persyaratan tertentu untuk mengajukan,” lanjut Irman Gusman.
Selain itu, Irman Gusman juga menyangkal rumor jika Presiden Jokowi mengatur siapa yang akan menjadi untuk pemilu 2024.
“Jadi, salah lah pandangan kalau Jokowi mengatur siapa yang menjadi presiden untuk masa yang akan datang. Jadi, buat saya itu suatu pesan yang jelas. Oleh karena itu, siapapun anak bangsa terbaik silahkan tampil. Tentu pak presiden akan menyiapkan suasana yang kondusif juga.
Irman Gusman juga menilai bahwa Presiden Jokowi merupakan pribadi yang rendah hati bahkan ketika dirinya mengalami hinaan. Seperti misalnya dikatakan planga plongo dan Fir’aun, seperti yang dilontarkan seorang wartawan pada Irman Gusman.
“Joke joke aja tu, jangan terlalu serius lah. Buat saya apa yang disampaikan menunjukkan kerendahan hati saja,” jawab Irman Gusman sambil bersikap positif.
Irman Gusman menegaskan, Presiden Jokowi memiliki kerendahan hati yang mana ketika dihina ia hanya menganggap itu candaan. Ia pun melanjutkan, bahwa tidak perlu dianggap serius, mengingat Presiden Jokowi terbiasa dengan sikap dan gaya obrolan yang informal.
“Nggak usah kita terlalu serius banget. Pak presiden ini kan orangnya lebih informal, sikapi saja dengan budaya non formal. Tadi kan beliau out of text,” jelas Irman Gusman mengakhiri.