Wednesday, May 14, 2025
Teman Berita
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • disclaimer
  • privacy policy
  • terms-and-conditions
  • Contact
Teman Berita
No Result
View All Result
Teman Berita
No Result
View All Result
Home News Nasional

Kenapa Pelaminan Minangkabau Selalu Kaya dengan Ornamen?

by admin
November 13, 2023
in Nasional, News
0
Kenapa Pelaminan Minangkabau Selalu Kaya dengan Ornamen

Kenapa Pelaminan Minangkabau Selalu Kaya dengan Ornamen

0
SHARES
5
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Seni ukir tradisional Minangkabau secara bertahap terpengaruh oleh perkembangan zaman dan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dengan keadaan saat ini, ukiran tradisional Minangkabau mulai kehilangan fungsinya. Masyarakat Minang mulai tercerabut dari tradisinya sebagai bagian dari struktur kehidupan berbudaya. Kehidupan merantau dan budaya yang tidak sepenuhnya terkait dengan alam agraris mempercepat proses pemisahan. Tidak banyak orang di Minangkabau, terutama anak-anak, peduli atau mengetahui nilai-nilai ornamen ini. Ini disebabkan oleh fakta bahwa bentuk, nilai, dan makna ukiran tersebut sangat sulit untuk diidentifikasi kembali.

Motivasi di balik penerapan ornamen tradisional Minangkabau ini pada dekorasi pelaminan adalah untuk semakin mengukuhkan karakter dan karakteristik pelaminan Minang yang unik. Sebagaimana diketahui, prosesi pernikahan merupakan salah satu peristiwa sakral yang sangat penting bagi masyarakat Minangkabau, baik bagi kedua pengantin sebagai bentuk peresmian pernikahan mereka, maupun bagi kedua keluarga, khususnya bagi “Mamak dan Panghulu”.

Asal Mula Pelaminan Minangkabau

Pada awalnya, pelaminan Minang dibuat secara permanen di Rumah Gadang dan terdiri dari dasar atau rangka pelaminan, kain bakabek, lelansir, kain balapiah, lansia, kalambu, tonggak katorok, banta gadang, banta ketek, kasua kayu, lidah, ombak, tabia dindiang, tirai langik-langik, tirai ombak, dan dulamak. Pelaminan lama sebagian besar terdiri dari kain. Ada beberapa cara untuk menghias pelaminan lama, seperti melekat benang emas pada kain untuk membuat ornamen. Setelah beberapa waktu, ornamen dari kain berwarna emas dapat dipotong atau digunting dan dijahit pada lembaran kain untuk tabia, dll. Konsep ini berkembang seiring berjalannya waktu.

Banyak produk yang berbeda dari ornamen tradisional Minangkabau yang digunakan di Rumah Gadang saat ini tersedia untuk dibeli. Salah satu ornamen tradisional orang Minangkabau adalah ukiran kayu. Rumah Gadang, Rangkiang, Masjid-Surau, dan Balai Adat menampilkan keindahan dan kemegahan seni ukir tradisional Minangkabau. Kehadirannya di Rumah Gadang, rumah adat masyarakat Minangkabau bersuku-suku, secara tidak langsung menunjukkan status ekonomi dan sosial kaum tersebut, serta keberadaan dan peran panghulu kaum tersebut di masyarakat. 

Ornamen Rumah Gadang dan bangunan tradisional Minangkabau lainnya terdiri dari ukiran motif abstrak dari benda, flora, dan fauna. Filosofi adat Minangkabau, yang dikenal sebagai “Adat basandi syarak” atau “Adat basandi kitabullah”, memiliki hubungan dengan motif-motif ini. Ukiran-ukiran ini diiringi oleh pepatah-petitih, yang dapat berfungsi sebagai cara untuk mentransfer nilai-nilai dan kebiasaan lokal kepada generasi berikutnya. Motif tersebut ditempatkan dengan cermat pada Rumah Gadang dan objek lainnya, sehingga fungsi dan makna masing-masing motif sangat sesuai dengan media penerapannya. 

Nama-nama dan makna motif Minangkabau menggambarkan kehidupan sosial masyarakat yang digunakan sebagai acuan dalam hidup sehari-hari. Kehidupan sosial masyarakat dapat terlihat dari nama dan makna motif yang bersumber dari flora dan fauna. Tata nilai dan adat-istiadat tergambar dari nama dan makna motif yang bersumber dari petatah-petitih.

Perkembangan Pelaminan Minangkabau

Seiring perkembangan tren pelaminan, dasar atau rangka pelaminan berkembang dan kemudian menjadi lebih dominan. Selain itu, aksesori seperti sketsel, partisi, gerbang, architrave, pilar, dan foto booth juga meningkat. Mereka tidak lagi ditempatkan secara permanen di rumah adat karena banyaknya komponen baru. Pernikahan dan acara lainnya, yang lebih insidental dan lebih mengedepankan seremonial, membutuhkan tempat yang luas, seperti gedung pertemuan, aula, lapangan, atau bahkan jalan. Untuk menghindari hal ini, dekorasi pelaminan dibuat dari bahan dan media yang ringan yang mudah dibongkar pasang. Digunakanlah karet spon EVA untuk ukiran ornamen Minang untuk dekorasi pelaminannya.

Meskipun ukiran ornamen tradisional Minangkabau untuk pelaminan bukanlah komponen utama dari set pelaminan, keberadaannya tetap penting sebagai pusat perhatian dalam dekorasi dan kelengkapan pelaminan karena kekhasan bentuk motif, warna, struktur, dan penempatannya. Bentuk gonjong, misalnya, dapat menambah nuansa Minangkabau.

Views: 2,331
Tags: MinangkabauPelaminan MinangkabauSumatera BaratTradisi Minangkabau
Previous Post

Irman Gusman Hadiri Peluncuran Buku Ensiklopedia 1001 Tokoh Minang di HUT ke-78 Sumbar

Next Post

Irman Gusman dan Tokoh Ternama Resmikan Pembukaan Toko Mas Murni di Sumatera Barat

Next Post
Irman Gusman Resmikan Pembukaan Toko Mas di Sumatera Barat

Irman Gusman dan Tokoh Ternama Resmikan Pembukaan Toko Mas Murni di Sumatera Barat

About

Temanberita.com merupakan media online yang lahir dan dibesarkan oleh kami yang sejak awal berkerja sebagai Jurnalis.

Follow Us

Categories

  • AniManga
  • Boruto
  • Lifestyle
  • Naruto
  • Nasional
  • News
  • One Piece
  • Uncategorized

Recent Posts

  • MDMC PWM Sumbar dan Irman Gusman Peduli
  • Pengisi Suara Franky One Piece, Kazuki Yao Pensiun, ini Infonya
  • Capai 1 Juta Kopi, One Piece Tempati Ranking 1 Volume Manga Terlaris Tahun Ini!
  • Senator Irman Gusman: Menjadi Tulang Punggung Padang Panjang
  • Contact
  • Disclaimer
  • Home
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Terms and Conditions

© Copyright 2023 Temanberita.com - All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • disclaimer
  • privacy policy
  • terms-and-conditions
  • Contact

© Copyright 2023 Temanberita.com - All Rights Reserved