Ada dua fenomena langka yang akan terjadi pada lebaran 2024, yaitu Gerhana Matahari Total dan Komet Setan. Gerhana Matahari Total diprediksi terjadi tanggal 8 April 2024, sedangkan Komet Setan terjadi pada akhir Maret hingga 8 April 2024. Sayangnya, kedua fenomena langka tersebut tidak bisa disaksikan di Indonesia.
Komet Setan merupakan fenomena langka yang hanya bisa dilihat manusia setiap 70 tahun sekali. Komet Setan itu sendiri terakhir terlihat 71 tahun lalu dan disaksikan di belahan bumi bagian utara. Saat itu, Komet Setan terlihat menuju ke dekat matahari.
Kemunculan Komet Setan
Fenomena Komet Setan diabadikan oleh astrofotografer bernama Jan Erik Vallestad. Komet Setan itu sendiri pertama kali ditemukan oleh astronom Prancis Jean-Louis Pons pada tahun 1812 dan William Brooks pada tahun 1883. Namun, beberapa astronom mengatakan komet tersebut sudah terlihat sejak tahun 1385.
Gambar yang dia ambil menunjukkan raksasa bola es yang bersembunyi di dalam lingkaran gas spiral berwarna merah, hijau, dan biru. Spiral dalam Komet Setan tampak seperti simbol yin yang menarik perhatian. Arus komet terlihat berputar membentuk rotasi penuh, sehingga bentuknya seperti Yin Yang.
Komet Setan memiliki ukuran yang luar biasa besar, sebesar Gunung Everest. Lebar Komet Setan sebesar 16 km. Kobaran apinya membentuk seperti gunung merapi dan memancarkan sinar 100 kali lebih terang ketika ia mendekati matahari.
Dalam beberapa minggu mendatang, Komet Setan akan bergeser ke arah konstelasi Aries, di mana posisinya akan semakin dekat dengan bintang Jupiter. Hal ini akan memudahkan para pengamat untuk melihat komet tersebut, meskipun prediksi tentang kecerlangannya tetap berubah-ubah.
Asal Nama Komet Setan
Komet Pons-Brooks atau disebut Komet Setan, dijuluki demikian karena kecerahannya yang sangat terang. Bahkan beberapa media menyebutnya tanduk setan.
Menurut para ilmuwan, Komet Setan mengalami peningkatan kecerlangan yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada bulan Maret 2024. Fenomena Komet Setan ini masih menjadi sebuah misteri bagi para peneliti, karena penyebab pasti dari peningkatan kecerlangan tersebut masih belum diketahui.
Beberapa ahli berspekulasi bahwa peningkatan kecerlangan Komet Setan mungkin disebabkan oleh aktivitas gunung es aktif di dalam komet tersebut. Diperkirakan bahwa ledakan atau gejolak dari gunung es ini bisa menjadi penyebab kilatan cahaya yang teramati dari Bumi.
Cara Melihat Komet Setan
Meskipun tidak dapat disaksikan di Indonesia, Komet Setan dapat disaksikan di belahan Bumi Utara, terutama di wilayah Amerika Serikat.
Bagi para pecinta langit dan bintang, Komet Setan akan menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun pada awalnya hanya bisa dilihat dengan teleskop, komet ini akan menjadi sangat terang sehingga dapat dilihat tanpa bantuan alat optik ketika mendekati Matahari.
Menurut Richard Weixelman seorang astronom amatir, astrofotografer, dan pecinta komet dari California, Jupiter akan menjadi titik penunjuk arah untuk menemukan Komet Setan. Prediksi lokasi Komet Setan menempatkannya hanya sekitar 6 derajat sebelah barat Jupiter dan sekitar 24,5 derajat sebelah timur laut Matahari.
Dengan Jupiter sebagai titik acuan, mereka dapat dengan lebih mudah menemukan Komet Setan. Hal ini karena Komet Setan berada dalam bidang pandang teropong yang hampir sama dengan Jupiter.
Meski begitu, komet merupakan benda langit yang bisa saja berubah-ubah. Sehingga prediksi yang dilakukan bisa saja tidak tepat. Namun, hal ini tidak membuat para fotografer luar angkasa patah semangat. Mereka tetap berusaha untuk mengabadikan momen langka Komet Setan dan Gerhana Total ini.