Di antara beberapa tokoh Minang yang kini dianggap dapat meningkatkan martabat Minang di kancah nasional ada Irman Gusman. Pada awalnya Irman Gusman (62 Th) adalah seorang pengusaha Indonesia dari Sumatera Barat. Bergerak di bidang perkayuan untuk ekspor. Anak muda di tahun 1990-an itu baru pulang dari Amerika. Dia menimba ilmu sesuai dengan kemauan dirinya serta orang tuanya. Kuliah studi ekonomi bidang marketing di Bridgeport University. Universitas terkemuka di Connecticut.
Di era pascareformasi Mei 1998 dia mulai meniti pengabdian sosial dan politik. Aktif di ICMI Pusat sebagai Bendahara. Dekat dengan kalangan โijo royo-royoโ di ujung masa Orde Baru. Suatu istilah untuk apresiasi atau mungkin sebaliknya mendeskreditkan umat. Mereka yang menjadi kolosal mengarus-utamakan pemikiran Muslim modernis pasca era Agus Salim, Natsir, Mohammad Rum, Hamka, dalam gebyar politik, sosial, TNI dan birokrat yang berada di atas angin kala senja limbo sejarah ujung 1990-an, akhir abad lalu.
Irman termasuk Angkatan muda muslim yang dekat dengan tokoh nasional Habibie yang kemudian menjadi Wapres dan Presiden. Dekat dengan kalangan Menteri Kabinet. Irman tetap konsisten di jalur bisnis. Memperluas aktifitas sosial bisnis dengan melambungkan bisnis digital kopitime.com dan beberapa dunia usaha lainnya.
Mulai dari Mimbar Minang
Saat itu juga Irman bersama ICMI melahirkan Koperasi ย Ekuator Minang Media. Bidang usahanya bidang media, hukum dan perkebunan. Koperasi ini merupakan pionir dalam menerbitkan media massa pertama berbasis koperasi di Indonesia. Media itu adalah Koran Mimbar Minang. Untuk bidang hukum, Koperasi ini mendirikan Ekuator Law Firm.
Bersama Gusman Gaus (ayahnya), Prof Yurnalis Kamil, Prof Marlis Rahman, Prof Fachri Ahmad, Basril Djabar. Berikutnya para peletak ICMI Sumbar sekaligus mendukung Koperasi Ekuator dengan bidang-bidang usaha tadi. Pengurus dan anggota ICMI dekade awal Prof Nurhayati Hakim, Prof Azmi, Prof Nur Anas Jamil, Drs. Arwan Kasri, Prof Surya Anwar,ย Zamhar Baheram, B.A, Prof Amir Syarifuddin, Prof Mansur Malik, Prof Jamil Bakar, Prof M Ansyar, Prof Musliar Kasim, Prof.ย Raudha Thaib, Prof Nadjamuddin M Rasul. Prof Sufyarman Marsidin, Shofwan Karim, Emma Yohanna, Ulfatmi Amirsyah, Allen, dan lainnya dari kalangan akademisi, LKAAM dan MUI serta para wartawan.
Mereka semua dianggap di antara generasi awal lahirnya ICMI Sumbar. Begitu pula Gubernur Hasan Basri Durin, Irman sangat banyak berinteraksi dan belakangan dengan Gubernur Zainal Bakar dan Gubernur Gamawan Fauzi.
Gubernur Hasan Basri Durin 1988-1998 mengusung visi โOutward Lookingโ memandang keluar, di samping tetap โInward Lookingโ memandang ke dalam. Yang pertama aktif di Asean Triangle : Indonesia, Malaysia dan Thailand. Yang kedua Nagari sebagai poros perekonomian daerah berbasis SDM, Pendidikan serta Pariwisata. Saat itu terkenal dengan istilah โOne Village One Productโ. Mereka belajar ke Jepang, soal yang satu ini.
Basril Djabar yang Ketua Kadin Sumbar beberapa priode kala itu menggandeng Irman dan tokoh usahawan pada masa ini yang tergabung dalam Kadin Sumbar serta HIPMI Daerah dan HIPMI Pusat di mana Irman salah satu di antaranya terlibat penuh dengan para industriawan dan korporate bisnis di Malaysia berbasis Johor Baru. Pada masa itulah Lingkungan Industri Kecil (LIK) Ulu Gadut diperluas menjadi Padang Industrial Park.
Irman di samping tetap mengeluti dunia usaha berkelindan minat dan obsesinya memberdayakan dan mencerdaskan masyarakat. Kegiatan sosial, dunia media massa dan jurnalistik menarik minat dan perhatiannya.Pada masa awalย Mimbar Minang (1999) angkatannya nakhoda koran iniย adalah Budi Putra, Hasril Chaniago, Zukri Saad (Wan Syukri), Rusydi Zen, Eko Yanche, Zul Effenddy, Kaโbati, Muslih Sayan dan banyak lagi wartawan kala itu yang masih relative muda usia tetapi โbadacehโ hebat. Rusydi Zen (anak Dekan Fakultas Hukum Zen Djamil yang tersohor waktu itu) diberi tambahan tugas mendirikan dan mengasuh Ekuator Law Firm.
Dan di Jakarta Irman juga ikut saham di Koran Republika. Pada masa itu idelisme anak-anak muda ini bertalian dekat dengan tokoh Islam modernis dan kaum nasionalis tingkat nasional. Mereka dekat dengan dengan Adi Sosono, Prof Amin Rais, Prof Din Syamsudidin, Prabowo (sekarang Presiden terpilih), Megawati, Taufik Kiemas dan tokoh lainnya.
Muhammadiyah Lahan Pengabdian
Sepulangย belajar dari Amerika seperti disinggung di atas, Irman mengabdikan ilmunya di bidang marketing secara khsusus dan umumnyaย ilmuย ekonomi yang dikuasai. Di samping kegiatan rutinnya berbisnis dan dunia usaha, dia menjadi dosen di Fakultas Eknomi Universitas Muhammadiyah.
Fakultas ini berasal dari Akademi Manajemen dan Akuntansi (AMA) Muhammadiyah tahun 1974. Kemudian menjadi Sekolah Tinggi Ekonomi Muhammadiyah.ย AMA dan STIE itu didirikan oleh ayahnya Drs. H.ย Gusman Gausย bersama Buya Drs. Arwan Kasri dan tokoh Muhammadiyah lainnya.ย STIE bergabung menjadi Universitas Muhammadiyah Sumbar bersama Sekolah Tinggi Hukum, Pertanian, Dakwah, Keguruan, Syariah dan Keguruan di Bukittinggi, Payakumbuh, Padang Panjang dan Padang. Merupakan rasionalisasi dari sejarah yang panjang dari Fakultas Filsafat dan Hukum tahun 1955 di Padang Panjang sebagai Cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta.ย Gusman Gaus ย menjadiย Rektorย UMSB-UM Sumbar tahun 1984-1987.
Selanjutnya seakan merepresentasikan almarhum ayahnya, Irman menjadi Dewan Penyantun UM Sumbar sampai sekarang dan menjadi Penasihat PW Muhammadiyah Sumbar sejak 2005 sampai sekarang. Di tingkat PP Muhammadiyah Irman pada periode sebelumnya adalah salah seorang anggota Mejelis Ekonomi dan periode sekarang adalah Dewan Pakar UMKM PP Muhammadiyah.
Dalam kaitan itu Irman sering mengunjungi amal usaha Muhammadiyah (AUM) dan Aisyiyah, PWM, PWA, PDM, PDA serta Ortom Muhammadiyah di berbagai tempat. Di antaranya adalahย menggesaย dan mendorong perkembangan AUM dan ekonomi produktif.
Utusan Daerah dan Suara Terbanyak
Irman, suami dari Liestyana Rizal ini memulai karir politik ketika dipilih oleh DPRD Sumbar Pemilu Pertama pasca reformasi 1999 sebagai Utusan Derah untuk MPR RI . Pada waktu itu selain Partai Politik yang berasal dari DPR RI, MPR juga beranggotakan Utusan Daerah dan Golongan. Mulanya yang mengusung Irman adalah Fraksi ABRI DPRD Sumbar. Ketua F-ABRI itu adalah Kolonel Syahrial. Lalu Fraksiย Golkar, PANย dan lainnya menudukung penuh Irman.
Pada periode inilah Irman bersama beberapa tokoh nasional lain menggagas lahirnya DPD RI. Pada awalnya ia menjadi Wakil Ketua mendampingi Ginanjar Kartasasmita Ketua DPD itu periode 2004-2009. Lalu Irman terpilih periode berikutnya menjadi Ketua DPD RI 2009-2014. Pada tahun 2013 Irman Gusman ikut konvensi Partai Demokrat untuk calon Presiden 2014. Akan tetapi produk konvensi itu tidak diajukan ke tahap berikutnya,
Pada Pemilu DPD 2014 Irman memperoleh suara terbanyak lagi dan kembali terpilih menjadi Ketua DPD 2014-2019. Tiba-tiba pada September 2016 ada malapetaka yang memberikan pengalaman khusus kepada Irman.
Ayah dariย satu putra dan dua putri ini, keberatan atas putusan pengadilanย perkara itu dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK). PK Irman diterima dan Mahkamah Agung membebaskannya dari pada tanggal 26 September 2019. Pada 26 September 2022 pembatasan hak politiknya selesai.
Dengan begitu Irman mencalonkan diri kembali untuk DPD RI 2024. Dan pada pencalonan itu yang dimulai pertengahan 2023 Irman sudah diterima memenuhi segala persyaratan oleh KPUD Sumbar, dan oleh KPU RI Irman sudah masuk sebagai salah seorang dalam Daftar Calon Sementara (DCS).
Akan tetapi satu hari sebelum Daftar Calon Tetap disahkan, KPU memutuskan Irman tidak berhak ikut Pemilu DPD. Waktu itu Irman Gusman mengajukan keberatan kepada KPU Pusat, ke Bawaslu dan ke Badan Kehormatan KPU. Semuanya tidak mangkus. Akhirnya dibawa ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Hasilnya Irman menang dan diputuskan KPU harus menerima Irman Gusman masuk DCT Pemilu DPD RI. Akan tetapi KPU bergeming dan Irman tidak ada dalam daftar Pemiliu DPD RI 14 Februari 2024.
Kembalinya Harkat dan Martabat
Pasca Pemilu 14 Februari Irman membawa sengketa itu ke Mahkamah Konstitusi (MK). Keputusannya MK memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan pemungutan suara ulang pemilihan umum calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Tahun 2024 Provinsi Sumatera Barat. Selain itu, Mahkamah juga memerintahkan agar KPU mengikut sertakan Irman Gusman (Pemohon) sebagai peserta. Dan kini di adakan PSU di mana Irman resmi menjadi salah satu calon.
Keputusan MK itu serta merta disambut baik oleh berbagai pihak. Dengan begitu hak serta martabat politik Irman Gusman kembali seperti sedia kala. Irman Gusman berhak bertarung kembali untuk meningkatkan martabat tokoh Minang di kancah Nasional,
Kiniย ayah dari Irviandari Alestya Gusman, Irviandra Fathan Gusman,ย Irvianjani Audreya Gusman ย merasa segar kembali dengan selalu optimistis. Diaย telah dinyatakan sah oleh KPU terdaftar seperti semula dengan nomor urut 7 pada Pemilihan Suara Ulang (PSU) DPD RI 13 Juli Pemilu 2024 dengan tagline, โBerbakti untuk Negeriโ. Anak-anaknya telah menyelesaikan Bachelor dan Master Degree pada beberapa universitas di Amerika dan sudah bekerja di Amerika, Singapura dan Jakarta.
Para pendukung dan simpatisan Irman melihat lika-liku pengalaman yang tak mudah. Tokoh yang tetap konsisten dan konsekuen ini tentu selalu berdoa kepada ย Allah swt untuk kelapangan serta keberkahan ย berjuang untuk negeri dan negaranya melalui DPD RI 2024- 2029. Allahu โalam bi al-shawab.
Editor: Author, SK