Minangkabau adalah wilayah yang kaya dan terkenal dengan makanan tradisionalnya, baik yang digunakan dalam upacara kebudayaan masyarakat maupun di tempat wisata. Di setiap daerahnya juga memiliki cara yang berbeda untuk menyediakan makanan dan menghasilkan tradisi yang unik di masyarakat. Makanan dianggap penting untuk upacara tersebut karena jika tidak membuat makanan tradisi yang biasa dilakukan, upacara tersebut dianggap tidak lengkap.
Ciri Khas Makanan Minangkabau
Makanan khas Padang Pariaman biasanya terdiri dari beras ketan (pulut) dan santan kelapa, karena daerah ini terkenal sebagai penghasil kelapa yang kental. Makanan yang dihidangkan selama upacara adat termasuk rendang, lapek bugis, dan juadah.
Selain itu, makanan Minangkabau terkenal dengan rasanya yang lezat, salah satu contohnya adalah makanan rendang yang sampai saat ini masih menjadi makanan terlezat di dunia.
Berdasarkan poling bertajuk World 50 Best Foods, CNN Go tahun 2011 merilis poling tersebut ternyata hasilnya “rendang” menduduki urutan pertama sebagai makanan terlezat di dunia dengan mengalahkan berbagai makanan dari negara lain.
Hal ini menunjukkan bahwa orang Minangkabau memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengolah makanan dan juga menunjukkan betapa kayanya makanan Minangkabau, baik makanan sehari-hari maupun makanan yang disajikan selama upacara adat dan keagamaan.
Makanan Minangkabau dari Nenek Moyang
Masyarakat Padang Pariaman membuat makanan khas setiap kali mereka melakukan upacara tersebut. Semua makanan dibuat sesuai dengan tradisi yang diwariskan dari nenek moyangnya secara turun temurun, termasuk proses pembuatan, bahan yang digunakan, penyajian, dan cita rasanya. Akibatnya, di Padang Pariaman, ada beberapa jenis makanan yang selalu dibuat dalam setiap upacara adat dan keagamaan, dan kebiasaan ini masih berlangsung hingga saat ini.
Makanan Khas Minangkabau untuk Acara Adat
1. Rendang
Rendang dikenal sebagai makanan tradisional yang hadir saat upacara adat Minangkabau yang sampai sekarang masih disebut sebagai makanan terlezat di dunia. Seluruh masyarakat Minangkabau mulai dari Sumatera Barat sampai ke Negeri Sembilan pandai mengolah masakan rendang. Menurut Fadly Rahman, sifat tahan lama rendang ini disukai untuk dibawa sebagai bekal saat bepergian atau merantau, sehingga munculnya masakan rendang ini sangat erat kaitannya dengan kebiasaan bepergian masyarakat Minang. Karena orang Minang sering berpergian dalam perjalanan yang berlangsung selama beberapa hari, bahkan sampai seminggu, rendang itu dimasak dengan sengaja sampai berwarna coklat kehitaman agar tidak cepat basi.
2. Pinyaram
Pinyaram adalah sejenis kue atau makanan tradisional yang hadir saat upacara adat Minangkabau, khususnya dalam upacara adat pernikahan, pesta datuak, dan upacara keagamaan di Minangkabau terutama di daerah darek ketika menyambut bulan-bulan yang dianggap baik seperti bulan Maulid Nabi Saw, menyambut bulan puasa Ramadhan, hari raya Idul Fitri, Idul Adha termasuk hari Isra Mi’raj. Di Padang Pariaman, kue pinyaram ini juga disajikan dalam upacara khatam Qur’an untuk dihidangkan bersama nasi lamak, kanji dan pisang dan disusun memanjang dihadapan peserta upacara. Selain itu ada juga sebagian tempat di daerah kabupaten Padang Pariaman yang menghidangkan kue ini pada upacara kematian.
3. Nasi Kunyik
Nasi kunyik merupakan makanan tradisional yang hadir saat upacara adat Minangkabau . Budaya membuat kuliner nasi kunyik ini hampir seluruh wilayah di Minangkabau yang membuatnya, hanya waktu penyajiannya ada yang berbeda. Di kawasan daerah darek Minangkabau membuat makanan nasi kunyik ini biasanya dalam pelaksanaan upacara adat seperti apacara perkawinan, batagak penghulu.
Memasak nasi kunyik di daerah Padang Pariaman biasanya terdapat dalam upacara perkawinan dan upacara turun mandi. Nasi kunyik dianggap sebagai makanan tradisi dan simbol makanan adat yang dihidangkan untuk menjamu para tokoh adat yang hadir dalam acara perkawinan tersebut, selain itu nasi kunyik juga dijadikan sebagai makanan penganan untuk oleh-oleh atau tanda terima pelaksana acara kepada para undangan yang telah hadir dalam acara perkawinan tersebut. Nasi kunyik tersebut dibungkus dengan daun pisang digabungkan dengan irisan kue bolu atau lapek bugih. Sedangkan dalam upacara turun mandi nasi kunyik itu dibuat untuk dibagikan kepada anak-anak yang hadir dalam acara tersebut.
4. Juadah
Juadah ini berisi segala jenis makanan tradisional Minangkabau seperti kanji (gelamai), wajik (nasi manih) kipang, kue sangko jala bio, kareh-kareh, pinyaram dan segala macam kue bolu.
5. Lapek Bugih
Lapek Bugih ini termasuk makanan tradisional yang hadir saat upacara adat Minangkabau dan disukai masyarakat sehingga sampai sekarang masih bertahan, terutama daerah Pariaman dan Padang Pariaman. Penyajian penganan ini lebih banyak terdapat di daerah Pariaman dan Padang Pariaman. Bentuk makanannya segitiga dan berbungkus dengan daun pisang yang rasanya lengket tapi manis rasanya. Biasanya disajikan dalam upacara adat seperti Upacara Perkawinan dan Batagak Rumah (membuat pondasi rumah) untuk pelengkap sajian dalam Jamba Tukang dan ada juga disajikan dalam upacara keagamaan seperti upacara khitan (sunat).