Indonesia adalah negeri yang kaya akan keberagaman budaya dan tradisi. Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki warisan budaya yang menarik adalah Solok Selatan, sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Barat. Di daerah ini, terdapat tradisi unik yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, yaitu tradisi meriam bambu bernama Goba-Goba.
Rakyat Sumatera Barat tentu sudah tak asing dengan tradisi Goba-Goba, tradisi kekeluargaan yang rutin dilaksanakan kala menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Di daerah Solok, tepatnya di Nagari Bidar Alam, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan, yang unik dan mungkin tidak dapat kita temui di daerah lain karena masih kental melaksanakan kebiasaan adat, bernama Goba-Goba.
Pengertian Goba-Goba
Goba-Goba merupakan kegiatan menyalakan obor yang dilakukan pada waktu subuh, menyambut hari raya Idul Fitri, diiringi dengan kembang api, meriam bambu, dan meriam karbit. Masyarakat Bidar Alam masih mempertahankan tradisi ini dalam rangka merayakan Hari Kemenangan Umat Islam. Bahkan arus modernisasi dan globalisasi tidak membuat masyarakat Bidar Alam meninggalkan tradisi Goba-Goba namun tetap mempertahankannya hingga saat ini.
Bahkan bermain petasan dan kembang api ini tidak biasa di malam hari seperti yang biasa kita lihat. Namun, para remaja Bidar Alam memainkannya menjelang subuh. Tradisi unik ini disebut sebagai tradisi Goba-goba.
Tradisi Goba-goba merayakan hari raya Idul Fitri dengan membangun pagar tinggi di lereng bukit dan memainkan petasan dan kembang api pada waktu Subuh.
Pagar bambu yang tinggi itu juga menarik. Ada yang menyerupai pesawat, elang, angka, dan sebagainya. Kemudian, di malam hari, bambu yang telah dirakit itu akan dilampirkan untuk membuat bentuk pagar yang dibuat lebih jelas dan indah.
Setelah semua selesai, termasuk pagar, badia-badia, karbit, petasan, dan kembang api, tradisi Goba-goba dapat dimulai.
Tradisi Unik dari Solok Selatan
Tradisi ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Solok Selatan, dan acara ini selalu dinantikan oleh warga setempat dan wisatawan setiap tahun.
Di Solok Selatan, tradisi meriam bambu memiliki berbagai makna dan tujuan. Salah satunya digunakan untuk menunjukkan kegembiraan saat merayakan acara-acara tertentu, seperti pernikahan, ulang tahun, atau acara adat. Bambu yang tenang dipukul dengan ritme yang khas menghasilkan suara yang menggetarkan dan menggembirakan. Selain itu, orang percaya bahwa suara yang dihasilkan oleh meriam bambu memiliki kekuatan magis yang dapat mengeluarkan roh jahat dan membawa keberuntungan. Akibatnya, meriam bambu sering digunakan dalam upacara dan ritual keagamaan.
Masyarakat setempat sangat bangga dengan tradisi ini dan selalu berusaha melestarikannya. Meriam bambu juga merupakan bagian dari identitas budaya Solok Selatan.
Mereka mengadakan festival meriam bambu setiap tahun, yang menampilkan pertunjukan meriam bambu yang luar biasa. Wisatawan dari berbagai daerah datang ke festival ini untuk melihat keajaiban suara meriam bambu dan merasakan semangat budaya Solok Selatan.
Kilas Balik Meriam Bambu Goba-Goba
Meriam bambu adalah jenis senjata yang terbuat dari bambu dan digunakan untuk acara perayaan dan ritual dalam masyarakat Solok Selatan. Senjata ini sebenarnya tidak berfungsi sebagai senjata perang, tetapi lebih sebagai alat musik dan hiburan. Meriam bambu memiliki bentuk yang unik, terdiri dari dua atau tiga ruas bambu yang digabungkan secara vertikal. Ketika dipukul dengan alat khusus, meriam bambu menghasilkan suara yang kuat dan merdu, mirip dengan suara meriam sungguhan. Inilah yang membuat tradisi ini begitu istimewa dan menarik.
Selain sebagai alat musik dan hiburan, meriam bambu juga memiliki peran sosial dalam masyarakat Solok Selatan. Proses pembuatan meriam bambu melibatkan banyak warga setempat, mulai dari pemotongan bambu hingga penyusunan ruas-ruas bambu yang rumit. Hal ini menciptakan peluang pekerjaan dan memperkuat ikatan komunitas di daerah ini.
Sayangnya, tradisi meriam bambu juga menghadapi tantangan dalam era modern. Perkembangan teknologi telah membawa perubahan dalam preferensi hiburan masyarakat, sehingga beberapa generasi muda cenderung lebih tertarik pada hal-hal modern. Namun, banyak upaya telah dilakukan untuk mempromosikan dan melestarikan tradisi ini, termasuk melalui program pendidikan dan festival budaya.
Tata Cara Bermain Goba-Goba
Mencari dan Membeli Bahan
Pada dasarnya selagi bahan goba-goba itu bisa didapatkan di kebun masyarakat apakah itu dibeli atau diberikan masyarakat maka pemuda tidak perlu jauh-jauh mencari bahan tersebut ke daerah lain. Namun jika tidak ada bahan di kampung sendiri maka terpaksa pemuda mencarinya hingga ke daerah lain yang cukup jauh dari kampung sekitar.
Membuat Instrumen Goba-Goba
Alat-alat itu dirakit oleh para pemuda jorong ataupun panitia. Seperti meriam bambu biasanya setiap rumah yang ada anak-anak akan membuat meriam bambu semenjak bulan ramadhan, biasanya anak-anak atau anak muda memainkan meriam bambunya di siang hari sambil mengisi waktu puasa atau di malam hari sebelum atau setelah shalat tarawih. Kemudian seperti obor biasanya para pemuda mengumpulkan bahan-bahannya seperti botol, sumbu, dan minyak tanahnya untuk kemudian mereka rakit menjadi obor secara bersama-sama.
Mendirikan Goba-Goba
Setelah semua instrumen dibuat termasuk tiang dan palang goba-goba maka goba-goba ini didirikan secara bersama-sama oleh panitia dan seluruh pemuda yang hadir, yang dimaksud mendirikan goba-goba di sini adalah memasang tiang dan palang goba-goba yang terdiri dari bambu-bambu besar dan panjang yang dipasang secara menyilang, jadi ada bambu yang berdiri secara vertikal dan juga ada bambu yang diletakkan secara horizontal dan kemudian diikat menggunakan tali yang kuat.
Mensosialisasikan Kepada Masyarakat
Ketika semua persiapan sudah dilaksanakan dan sudah mendekati hari raya idul fitri meskipun tidak harus selalu disosialisasikan kembali tentang acara rutin goba-goba ini kepada masyarakat jorong setempat namun ada kalanya acara goba-goba ini tidak dilaksanakan karena alasan satu dan lain hal, oleh sebab itu perlu kembali mensosialisasikannya bahwa pada idul fitri tahun tersebut ada acara goba-goba supaya masyarakat mendapatkan kepastian.
Menghidupkan atau Menyelenggarakan Tradisi Goba-Goba
Pelaksanaan acara goba-goba ini dilakukan pada waktu subuh hari raya idul fitri, pelaksanaan acaranya ditandai dengan menghidupkan api obor yang sudah dipasang pada bambu tiang dan palang goba-goba. Gambarnya nanti akan terlihat karena bambu-bambu tiang dan palang goba-goba sudah dilobangi membentuk pola gambar yang sudah di desain sebelumnya.