Gibran Rakabuming Raka, walikota Solo mengaku sedang mempelajari skema makan siang gratis India. Negara tersebut diketahui sudah menerapkan makan siang gratis pada anak sekolah.
Gibran mengungkapkan bahwa dia sudah berdiskusi tentang program makan siang gratis dengan Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty. Diskusi tersebut dilakukan saat Chakravorty berkunjung ke Balai Kota Surakarta pada Senin (1/4/2024). Selain membahas tentang makan gratis, keduanya juga membahasan sejumlah hal lain seperti peluang kerja sama antara kedua negara serta kebijakan yang serupa yang dijalankan oleh keduanya.
Belajar Konsep Makan Gratis India
Gibran menjelaskan bahwa program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memiliki kesamaan dengan program MDM (Mid Day Meal) di India. Program MDM milik India ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak di usia sekolah. Dalam upaya mempersiapkan program makan siang gratis yang optimal, Gibran dan timnya berkomitmen untuk belajar dari negara-negara lain yang telah berhasil menjalankan program serupa.
Gibran menjelaskan bahwa Indonesia dan India memiliki karakteristik yang hampir sama, terutama dalam hal jumlah penduduk yang besar. Untuk itu, timnya akan belajar dari India mengenai program makan gratis ini. Tidak hanya belajar mengenai menu makanannya, tetapi juga efisiensi central kitchen dan pendistribusian makanan hingga penyediaan logistiknya.
“Termasuk efeknya seperti apa ke anak-anak, murid-murid lalu kita belajar pendistribusiannya, logistiknya seperti apa. Sentra kitchennya seperti apa, keterlibatan ahli gizinya seperti apa,” kata Gibran.
Gibran menilai program MDM pemerintah India sudah sangat efektif dengan menu andalan susu. Tidak hanya itu, Gibran juga perlu melihat efek dari program makan gratis tersebut kepada anak.
Program Makan Gratis yang Efisien untuk Mengurangi Beban APBN
Gibran mengatakan negara India sudah cukup lama menerapkan program tersebut, yaitu sejak tahun 1995. Belajar dari India, dana untuk makan gratis di India sebesar 11 sen per anak. Biaya ini dianggap cukup efisien.
“Itu Pak Dubes bilang satu kepala, satu anak itu 11 sen karena sangat efisien, distribusi logistiknya efisien,” kata Gibran.
Dengan mempelajari skema MDM dari India, Gibran berharap dapat mengurangi beban APBN untuk program makan siang gratis.
Sementara itu, Gibran sudah melakukan uji coba makan gratis di SMPN 2 Curug. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat mengecek program uji coba makan gratis tersebut dan menyatakan sudah cukup baik. Dengan biaya Rp 15.000 per porsi, makanan tersebut dinilai sudah mencakup gizi mulai dari kalori hingga protein.
Bentuk Investasi Pemerintah
Diketahui, program makan siang gratis sudah dilaksanakan oleh 76 negara, termasuk Jepang dan India. Setiap negara memiliki skema yang berbeda-beda. Selain terpenuhi gizi anak, adanya program makan gratis dari pemerintah dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru.
Adanya program makan gratis dapat membuat permintaan yang stabil atas produk lokal seperti susu, sayuran, dan biji-bijian. Hal tersebut dapat memberikan insentif yang kuat bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), petani, peternak, dan nelayan di setiap desa untuk meningkatkan produksi mereka.
India menjadi salah satu contoh sukses dalam mengimplementasikan program serupa. Dengan adanya program makan siang gratis, India mampu mendorong penyediaan pangan lokal dengan efektif. Contohnya, India berhasil meningkatkan produksi susu mereka secara mencolok dan mengubah status mereka dari importir menjadi eksportir susu.
Dengan belajar dari pengalaman negara-negara lain yang memiliki kondisi serupa, diharapkan program makan siang gratis di Indonesia dapat berjalan dengan baik.