Irman Gusman, mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Indonesia, telah membuktikan dirinya sebagai tokoh politik berpengaruh di Indonesia.
Sebelum menjadi Ketua DPD RI, Irman Gusman banyak menorehkan prestasi di dunia politik. Salah satunya saat menjabat Wakil Ketua DPD RI pada tahun 2010. Saat itu, Irman Gusman membuktikan dirinya sebagai politisi yang gigih memperjuangkan hak-hak daerah dalam pengambilan kebijakan bangsa. Ia berhasil mengawal pembahasan berbagai undang-undang terkait otonomi daerah, seperti UU Desa dan UU Keuangan Negara.
Prestasi dan Penghargaan
Irman Gusman menerima banyak penghargaan dan sangat dihormati selama karir politiknya. Penghargaan ini mencakup penghargaan yang diberikan oleh berbagai organisasi dan lembaga sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap pembangunan daerah dan perjuangan politik.
- Dewan Pakar Gebu Minang (1999-2003)
- Bendahara Umum ICMI (2000-2005)
- Penasihat Majelis Ekonomi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Sumatera Barat (2000-2005)
- Wakil Ketua Dewan Pakar ICMI (2005-2010)
- Dewan Penyantun Universitas Andalas, Padang
- Dewan Penyantun Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Padang
- Dewan Kehormatan ESQ
- Komisaris Utama PT Padang Industrial Park (PIP)
- Komisaris Utama PT Khage Lestari Timber
- Komisaris Utama PT Sumatera Korea Motor
- Komisaris PT Abdi Bangsa, Tbk
- Komisaris Independen PT Media Nusantara Citra, Tbk
- Direktur Utama PT Prinavin Prakarsa
- Komisaris Utama PT Guthri Pasaman Nusantara
- Komisaris Utama PT Kopitime DotCom, Tbk
- Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana
- Honorary Knight Commander Of The Most Distinguished Order Of St. Michael And St. George, (2012)
- Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia 2009–2016
Selain itu, Irman Gusman juga dikenal sebagai politisi yang progresif dalam menyuarakan isu-isu sosial yang penting. Beliau membela hak-hak perempuan dan anak-anak, serta konsisten dalam memperjuangkan perlindungan terhadap kelompok rentan di masyarakat. Irman Gusman juga merupakan pelopor dalam memperhatikan isu-isu lingkungan hidup, terutama dalam mengatasi deforestasi dan pembalakan liar yang merusak ekosistem.
Namun, secara bertahap, setelah menjadi Ketua DPD RI pada tahun 2014, reputasi dan prestasi Irman Gusman terus mengalami penurunan. Salah satu isu yang mencuat adalah masalah dugaan korupsi yang melibatkan beliau. Irman Gusman dituduh menerima suap terkait pembahasan APBN dalam kegiatan paripurna DPD RI. Meskipun dalam persidangan beliau dinyatakan tidak bersalah, namun citra bersih dan integritasnya telah tercoreng.
Selain itu, dalam masa jabatannya sebagai Ketua DPD RI, Irman Gusman juga dianggap kurang efektif dalam menjalankan tugasnya. Banyak kegiatan dan agenda strategis yang tidak terealisasi dengan baik, terutama dalam mendukung penyusunan dan pembahasan RUU yang menjadi kompetensi DPD RI. Selain itu, Irman Gusman terkesan lebih fokus pada upaya membangun citra politiknya sendiri daripada memperjuangkan aspirasi daerah yang seharusnya menjadi perhatian utama sebagai Ketua DPD RI.
Tak hanya itu, kritik juga datang dari sisi pola kepemimpinan Irman Gusman yang dianggap otoriter dan kurang melibatkan semua anggota DPD RI. Ada anggapan bahwa beliau lebih suka bekerja sendiri dan mengabaikan peran serta anggota DPD RI dalam pengambilan keputusan penting. Hal ini membuat beberapa anggota DPD RI merasa tidak diakomodasi dengan baik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa Irman Gusman juga memiliki beberapa prestasi penting selama masa jabatannya sebagai Ketua DPD RI. Salah satu prestasi yang dianggap signifikan adalah upaya beliau dalam memperjuangkan penegakan hukum di Indonesia. Beliau turut bersuara dalam menyoroti kebijakan yang tidak memihak rakyat dan memberikan dukungan terhadap reformasi hukum yang lebih adil dan transparan.
Selain itu, Irman Gusman juga merealisasikan sejumlah program sosial yang meliputi pemberdayaan masyarakat, pengentasan kemiskinan, pendidikan, dan pertanian. Namun, meskipun ada upaya positif dalam hal ini, capaian program-program tersebut masih terkesan terbatas dan minim dampak signifikan dalam mengatasi masalah sosial yang ada di masyarakat.
Secara keseluruhan, saat menjabat sebagai Ketua DPD RI, prestasi dan reputasi Irman Gusman mengalami pasang surut. Meskipun memiliki sejumlah prestasi penting sebelum menjabat sebagai Ketua DPD RI, namun citra dan integritasnya tercoreng setelah dugaan korupsi yang dialamatkan padanya. Selain itu, banyak kritik yang diarahkan ke kebijakan kepemimpinan dan pola kerjanya yang dianggap kurang efektif dan otoriter. Semoga dengan pengalaman ini, para pemimpin di masa depan dapat mengambil pelajaran untuk selalu menjaga integritas dan kinerja dalam menjalankan tugas negara.