Amerika Serikat (AS) mungkin harus memperhatikan perkembangan semikonduktor di China dengan kekhawatiran yang semakin meningkat. Baru-baru ini, Huawei bersiap meluncurkan chip baru hasil kerjasama dengan Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC). Hal ini menandai langkah penting dalam industri semikonduktor global.
Kolaborasi antara Huawei dan SMIC menarik perhatian, terutama karena mereka akan meluncurkan chip Huawei Kirin 9000S yang dilengkapi dengan kemampuan 5G. Langkah ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam upaya Tiongkok untuk mandiri dalam produksi semikonduktor. Hal ini juga menjadi indikator potensi persaingan yang lebih kuat di pasar teknologi global.
Sebelumnya, AS telah memasukkan Huawei ke dalam daftar pembatasan perdagangan pada tahun 2019 dengan alasan melanggar sanksi terhadap Iran. Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas dari AS untuk menghambat kemajuan teknologi Beijing dan mengontrol dominasi China dalam berbagai sektor teknologi.
Namun, adaya kolaborasi Huawei dengan SMIC dalam meluncurkan chip baru dengan teknologi canggih menunjukkan kemajuan China dalam strategi perdagangannya. AS mungkin harus memperhitungkan ulang strateginya dalam membatasi kemajuan semikonduktor Tiongkok. Perkembangan ini juga menunjukkan bahwa upaya AS untuk membatasi akses Tiongkok ke teknologi semikonduktor mungkin tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan.
Huawei Kerjasama dengan SMIC untuk Luncurkan Chip Baru
Huawei dan SMIC telah mencuri perhatian dalam industri teknologi dengan pengumuman kolaborasi mereka untuk meluncurkan chip Huawei Kirin 9000S yang dilengkapi dengan kemampuan 5G. Melalui laporan yang dikutip dari The Elec pada Sabtu (9/12), keduanya sedang menyiapkan chip Kirin yang lebih canggih dengan menggunakan arsitektur 5nm dan memanfaatkan teknologi deep ultraviolet (DUV) untuk meningkatkan performa chip tersebut.
Kemajuan yang diraih oleh SMIC dan Huawei dalam mempersiapkan chip canggih ini menandakan kegagalan upaya AS dalam membatasi transfer teknologi ke Tiongkok. Sebagai akibat dari sanksi ekonomi dan pembatasan pemerintah AS, SMIC dan Huawei terpaksa beroperasi pada teknologi 7nm untuk sementara waktu. Bahkan, selama empat tahun terakhir, smartphone Huawei tidak memiliki dukungan 5G.
Meskipun demikian, SMIC dan Huawei berhasil memamerkan kemampuan mereka dengan sukses meluncurkan Kirin 9000S pada bulan September tahun ini. Kini, produsen chip tersebut sedang menuju ke arah pengembangan chipset 5nm sebagai langkah maju yang signifikan dalam industri teknologi.
Huawei telah mengandalkan SMIC selama beberapa tahun terakhir. Meskipun memiliki keterbatasan, kedua perusahaan ini telah memberikan kontribusi yang berarti dalam industri ini. Namun, mereka mungkin akan menghadapi tantangan besar dalam mengungguli pesaing seperti TSMC dan Samsung yang menggunakan proses manufaktur terbaru untuk produksi chipset mereka.
Ketegangan AS-China
Pada sidang sub-komite Senat minggu ini, Kevin Kurland, seorang pejabat penegakan ekspor, mengungkapkan bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh Washington terhadap Huawei telah memiliki “dampak signifikan” pada akses perusahaan Tiongkok tersebut terhadap teknologi AS.
Kurland menekankan bahwa tujuan dari pembatasan tersebut bukanlah untuk menghentikan pertumbuhan Huawei secara keseluruhan. Dia menegaskan bahwa pembatasan tersebut untuk mencegah China menyalahgunakan teknologi AS untuk “kegiatan jahat” atau tujuan yang tidak diinginkan.
Meskipun demikian, pernyataan tersebut tidak sepenuhnya meredakan rasa frustrasi di kalangan pendukung Partai Republik Tiongkok. Ditambah lagi adanya berita tentang laptop baru yang diluncurkan oleh Huawei.
Ketegangan antara AS dan Huawei telah menjadi sorotan utama dalam politik perdagangan global. Hal ini terlihat dari upaya AS secara aktif membatasi akses Huawei ke teknologi AS atas alasan keamanan nasional. Namun, langkah-langkah ini telah menimbulkan kontroversi dan pertentangan, terutama di kalangan pendukung Partai Republik Tiongkok. Mereka melihatnya sebagai pembatasan yang tidak adil terhadap pertumbuhan perusahaan Tiongkok.
Sementara itu, Huawei terus bergerak maju dengan peluncuran produk baru, termasuk laptop, meskipun dihadapkan pada tantangan dari pemerintah AS. Hal ini menunjukkan ketangguhan perusahaan tersebut dalam menghadapi hambatan dan keterbatasan yang diberlakukan oleh pihak luar.